Rabu, 30 November 2011

Penyembuhan Mantra dan Nafas


(Mantre DENGAN upin)
Karena kesimpulan dari meditasi balian itu termasuk Pance Brahme aksara yang beradadi ujung lidah, serta energi spiritual Siwa berada dalam energi diafragma dan spiritualMahesore berada di paru-paru, balian dapat memilih untuk menggunakan nafasdikombinasikan dengan nyanyian mantra. Hal ini dilakukan dengan meniup napas setelahsetiap mantra, mantra dan memvisualisasikan aksara pada nafas yang menembus jauh ke daerah orang-orang dari penyakit. Seringkali teknik ini paling manjur jika orang sakit telah jatuh tertidur.

DHANVANTARI MANTRA UNTUK KESEHATAN YANG BAIK

Dewa Dhanvantari Mantra atau Dhanwantri Mantra adalah doa ditujukan untuk menenangkan Dewa Dhanvantari, dewa obat Ayurvedic. Dewa Dhanwantari dianggap praktisi awal Ayurveda - suatu sistem asli obat tradisional India. Dewa Dhanvantari adalah inkarnasi dari Dewa Wisnu. Umat Hindu membuat sebuah titik untuk Dhanvantari, berdoa setiap hari untuk kesehatan yang baik dan menyingkirkan setiap penyakit.

Orang juga membuat sebuah titik untuk mengucapkan mantra Dhanvantari dan mengunjungi Candi Dhanwantri atau Dewa Wisnu selama Dhanvantari Jayanti. 

Dhanvantari Mantra :

Om Namo Bhagavate
Maha Sudharshanaya
Vasudevaya Dhanvantaraye;
Amrutha Kalasa Hasthaaya
Vinasanaya Sarva Bhaya
Nivaranaya Sarva roga
Thri Lokaya Pathaye
Thri Lokaya Nithaye
Sri Maha Wisnu Swarupaya
Sri Dhanvantri Swarupaya
Sri Sri Sri Aoushata Chakra Narayana Namaha

Artinya:

Hamba berdoa kepada Tuhan, yang dikenal sebagai Vasudeva Sudarshana Dhanvantari kami. Dia memegang Kalasham penuh nektar keabadian. Dhanvantri menghapus semua ketakutan dan menghapus semua penyakit. Dia adalah kebaikan dan pemelihara tiga dunia. Dhanvantari seperti Dewa Wisnu, diberdayakan untuk menyembuhkan jiwa-jiwa. Kami sujud pada Dewa Ayurveda.

Reiki di Pulau Dewata Bali


Bali. Pulau Dewata nan cantik yang sarat dengan seni budayanya juga ternyata memiliki kekayaan pengobatan alamiah. Salah satu terapi alamiah yang saya temui di pulau ini adalah Reiki. Anda pasti sudah sangat sering mendengarnya. Seorang master Reiki, I Made Warmana yang saya temui di Pulau Dewata membabarkan Reiki secara ringkas dan jelas.
Pengertian Reiki dan Kesehatan
Asal kata ‘REIKI’ adalah dalam bahasa Jepang. Pengertian ‘REI’ dalam konteks spiritual berarti Intelengensia tinggi (yang membimbing penggunaan alam semesta) atau Higher Intelligence atau Subtle Wisdom (pengetahuan yang bersifat maya yang menyebar ke segala bentuk kehidupan). Sedangkan ‘KI’ adalah energi yang berada dalam setiap kehidupan. Pengertian yang sama dalam bahasa Cina disebut dengan ‘CHI’. Sedangkan dalam bahasa Sansekerta dikenal dengan sebutan PRANA. Di kepulauan Hawaii dikenal dengan sebutan TI. Berbagai sebutannya yang lain seperti ODIC FORCE, BIOPLASMA dan LIFE FORCE.
Pengertian Reiki secara menyeluruh dapat diartikan sebagai energi penyembuh non fisik dari kekuatan hidup yang dibimbing oleh energi spiritual (higher intelegence).
Sumber kesehatan dan kebugaran tubuh berawal dari KI ke seluruhan bagian tubuh. KI memberi kekuatan hidup pada organ fisik dan mengalir dalam seluruh organ tubuh. Apabila aliran KI terganggu maka efeknya terasa oleh organ tubuh. Terhambatnya aliran KI inilah yang membuat kita sakit.
Dari pengalaman para praktisi Reiki, Reiki memiliki kecerdasan tinggi dalam mencari dan mengatasi penyakit seseorang dan dapat mengembalikan kondisinya dalam bentuk semula. Pikiran tidak dapat memerintah dan membimbing Reiki, sehingga praktisi Reiki tidak menggunakan pikiran dalam proses ini atau zero mind.  Pada keadaan zero mind inilah ‘KI’ (energi murni semesta alam) akan mengalir bebas tanpa hambatan ke seluruh tubuh kita. Sehingga organ tubuh yang sakit berangsur-angsur dapat sembuh. Tak hanya tubuh yang merasakan manfaat terapi REIKI, tapi juga pikiran dan jiwa dapat merasakannya seperti ketenangan, kehangatan, kenyamanan, rileks dan damai.
Metode Terapi REIKI
reiki1
Dalam melakukan terapi Reiki, terapi penyembuhan dilakukan secara menyeluruh. Karena salah satu anggota tubuh yang sakit akan menyebabkan ketidaknyamanan seluruh anggota tubuh yang lain. Pikiran menjadi tidak tenang dan kondisi tubuh menjadi tidak seimbang. Sehingga dalam melakukan terapi Reiki, setiap lapisan kesadaran diri (tubuh fisik, pikiran dan jiwa) harus juga disembuhkan.
Metode Reiki tidak menggunakan diagnosa (seperti yang dilakukan para Dokter). Namun para praktisi Reiki menggunakan pendekatan psikologis, hati ke hati kepada para pasiennya.
Keyakinan praktisi dan pasien merupakan hal yang penting dalam terapi Reiki. Tanpa adanya keyakinan dalam diri praktisi dan pasien, terapi Reiki tidak akan berlangsung atau hasilnya tidak dapat maksimal. Kondisi saling ‘percaya’ pada awal bertemu antara praktisi dan pasien harus terbentuk dan terus dikembangkan menjadi ‘yakin’.
Terapi Reiki dilakukan dalam beberapa komposisi pola tanpa sentuhan. Pasien berbaring di tempat tidur terapi dengan tangan praktisi di atas cakra-cakra tubuh selama beberapa menit. Telapak tangan praktisi mengalirkan energi murni semesta yang sangat halus kepada pasien. Sehingga jumlah energi yang diserap tergantung pada kebutuhan masing-masing pasien. Terapi Reiki ini dilakukan sekitar satu jam per sesi.
Sebagian pasien merasa hangat saat diterapi Reiki. Sebagian lain merasakan seperti sengatan listrik halus masuk pada tubuh. Adapula yang merasa seperti kesemutan dan kedutan. Bahkan banyak yang merasakan perubahan ke arah kebaikan pada dirinya dan merasa santai serta damai.
Siapapun dapat melakukan terapi Reiki. Pada dasarnya bila kita dalam keadaan sehat, terapi Reiki membantu mempertahankan keseimbangan dan kemurnian diri. Bila kita sakit, terapi reiki membantu penyembuhan secara alamiah. Hal yang berbeda yaitu pada seseorang yang sudah waktunya kembali kepada Sang Pencipta, Reiki membantu proses ini dengan kemudahan dan kedamaian.
Pembukaan (Attunement)
Attunement atau pembukaan diartikan sebagai penyesuaian, penyelarasan gelombang energi tubuh kita dengan gelombang energi dalam. Attunement akan menghilangkan hambatan-hambatan saluran energi semua tubuh sehingga pola energi seseorang akan berubah. Pasien yang melakukan pembukaan, akan dapat menyembuhkan dirinya sendiri dan dengan keyakinan dan latihan maka ia dapat melakukan terapi Reiki pada orang lain.
Attunement hanya dilakukan oleh Master Reiki kepada pasien atau siapapun yang ingin mempelajari dan mempraktekkan Reiki. Dari sinilah Reiki terbagi dalam 3 tingkatan yaitu : Reiki I, Reiki II dan Reiki III.
Praktek Terapi Reiki dan Pembukaan (Attunement)
reiki
Master Reiki I Made Warmana berpengalaman dibidangnya dalam melakukan terapi Reiki baik di tempat prakteknya sendiri dan spa-spa di berbagai hotel bintang lima di Pulau Bali.
Bagi anda yang tertarik melakukan terapi Reiki oleh Master Reiki I Made Warmana, anda dapat menghubungi kami melalui :

Sankat Mochan Hanuman Aashtak

Baala samai ravi bhaksha liyo, Taba teenahu loka bhayo andhiyaaroTaahi sehingga traasa bhayo jaga-ko, Yaha sankata kaahu sehingga jaata na taaroDewan-aani kari binatee, Taba chaari diyo ravi Kashta niwaaroKo nahi hai jaga jaanata mungkin, Kapi sankat mochan naam tihaaro
Baali ki traasa kapeesa basai giri jaata mahaa prabhu pantha nihaaroChownkee maha muni sraapa diyo, Taba chaahiyay kowna bichaar bichaaroLai Dwija Roopa liwaaya mahaa, prabhu sehingga Tuma daasa kay shoka niwaaroKo nahi hai jaga jaanata mungkin Kapi sankat mochan naam tihaaro
Angad kay sanga layna gayay, siya Khoja kapisha Yaha baina uchaaroJeewata-na hum bachihow-jadi, jubina sudhi laayi-ihaa paga dhaaroHayri thaki tatta Sindhu Sabai, Taba laayi siyaa sudhi praana ubaaroKo nahi hai jaga jaanata mungkin Kapi sankat mochan naam tihaaro
Rawana traasa-Dayi siya ko, saba raakshashi sehingga Kahi shoka nivaaroTaahi samaya hanumana mahaa prabhu, jaaya mahaaraj nicharamaaroChaahita-siya ashoka begitu-aagi, soo-dai prabhu mudrika soka niwaaroKo nahi hai jaga jaanata mungkin Kapi sankat mochan naam tihaaro
Baanlagyo ura Laksmana kay, Taba praana tajay Suta rawana maaroLai-graha Vaidya sushen sameta, tabahi giri Drona su beera ubaaroAani sanjeewana haatha dayay, Taba lakshkmana kay Tuma praana ubaaroKo nahi hai jaga jaanata mungkin Kapi sankat mochan naam tihaaro
Rawana juddha ajaana kiyo, Taba naaga ki phaasa Sabai sira daaroSri Raghunatha sameta Sabai, dala-moha bhayo Yaha sankat bhaaroAani khagesha tabai hanumana-ju, bandhana kaati sutraasa niwaaroKo nahi hai jaga jaanata mungkin Kapi sankat mochan naam tihaaro
Bandhu sameta jabai-ahirawana, berbaring raghunatha pataala sidhaaroDevihi puji bhali vidhi, sehingga-bali daywu Sabai mili mantra vichaaroJaayi sahaayi bhayo tabahi, AHI-rawana sainya Samet sanghaaroKo nahi hai jaga jaanata mungkin Kapi sankat mochan naam tihaaro
Kaaja kiyay bara daywana kay, Tuma beera dekhi prabhu mahaa bichaaroKowna sehingga sankata mora Gariba, ko-jo tuuma sehingga nahin hai jaata taaroBaygi haro hanumana maha prabhu, sehingga-kachu sankat hoya hamaaroKo nahi hai jaga jaanata mungkin Kapi sankat mochan naam tihaaro

Doa:Laal Deha Laalee Lasay, Aru bertitik Laala Langoora SayaBajra Deha Daanawa Dalana, Jai Jai Jai Kapi Soora II

Sai Maha Mantra

" OM Shirdi Vasaya Vidamahe Sachidananda
Dhimahi tanno Sai Prachodayath"

"Kesesatan Mantra Yoga" katanya

Maaf ya teman-teman, disini bukan maksud saya mencari sebuah perselisihan tapi saya hanya bertanya-tanya mengapa yoga di katakan sesat?
saya hanya bermaksud membagi tulisan ini saja tak ada maksud lain
jadi coba simpulkan saja sendiri


“Mantra” menurut konsep Yoga gabungan dua akar kata –Man artinya berpikir dan Tra artinya “instrumentalitas.” Singkatnya, Mantra berarti “bentuk pikiran” (thought-form). Sebuah Mantra adalah ucapan yang memiliki kekuatan magis. Kebanyakan dari Mantra-mantra penting berasal dari Tantra. Dalam agama Hindu, dewa-dewa diwakili oleh Mantra dan setiap dewa dihubungkan dengan satu Mantra khusus. Dikatakan bahwa kekuatan Mantra bisa mengundang dewa memasuki sebuah patung dan membuat patung itu menjadi “hidup.” Semua Mantra Hindu dibentuk dari alphabet Sansekerta. Dipercayai bahwa setiap huruf memiliki potensi kekuatan yang tidak terbatas dan beberapa dari huruf itu secara tepat dikelompokkan menjadi satu Mantra.[1]
Berhala patung yang diyakini akan dimasuki oleh Dewa setelah melafalkan mantra tertentu sesungguhnya adalah penyembahan terhadap setan. Karena syetan-syetan itulah yang menghiasi mereka untuk menyembah patung-patung dan menyesatkan mereka, kebanyakan mereka beriman kepada setan itu. Sebagaimana firman Allah:
Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka.” (An-Nisa’: 117).
Penggunaan mantra yoga ini banyak dilakukan oleh berbagai “rumah/padepokan yoga”. Pengistilahan penyebutan mantra syirik dikalangan para praktisi yoga dinamakan dengan istilah chanting. Chanting adalah menyebutkan kalimat yang diulang seperti om yoga om, adalah untuk meditasi memusatkan konsentrasi dengan membuang pikiran yang ada di luar sebelum berlatih Yoga.
Mantra om yoga om yang sering dilafalkan sebelum latihan yoga adalah sebuah mantra syirik. Dimana kita ketahui penyebutan suku kata om sering dilakukan pemeluk agama hindu atau budha. Maka jika kita menyebutkan om yoga om maka tanpa sadar kita akan terjerumus pada kesyirikan karena menyebut dan memanggil tiga dewa agama Hindu.
Om atau Aum adalah simbol trimurti. Trimurti adalah tiga kekuatan Brahman (Sang Hyang Widhi) (sebutan Tuhan dalam agama Hindu) dalam menciptakan, memelihara, melebur alam beserta isinya. Trimurti terdiri dari 3 yaitu:
1. Dewa Brahma
Fungsi: Pencipta / Utpathi
Sakti: Dewi Saraswati yang merupakan dewi ilmu pengetahuan
Senjata: Gada
Simbol: A
Warna: Merah
2. Dewa Wisnu
Fungsi: Pemelihara / Sthiti
Sakti: Dewi Sri atau Dewi Laksmi
Senjata: Cakra
Simbol: U
Warna: Hitam
3. Dewa Siwa
Fungsi: Pelebur / Pralina
Sakti: Dewi DurgaUma, dan Parwati
Simbol: M
Warna: Manca Warna
Apabila simbol dari ketiga dewa tersebut digabungkan, maka akan menjadi AUMyang dibaca “OM” yang merupakan simbol suci agama Hindu.[2]
Ketiga-tiga Tuhan ini dianggap satu sehingga disebut Tritunggal. Kepercayaan tiga Tuhan ini ditentang di dalam Al-Quran sebagaimana firman Allah Ta’ala:……”Jangan kamu katakan Tuhan itu tiga. Akhirilah kepercayaan yang demikian itu untuk kebaikanmu juga. Hanya sanya Allah Ta’ala itu adalah Tuhan yang Esa”. (An-Nisa’.171).  “…. Sesungguhnya, kafirlah orang-orang yang mengatakan, ‘Bahwasanya Allah adalah salah satu dari yang tiga,’….” (Al-Maa’idah: 72-73)
Penyimpangan dan kesyirikan penyebutan mantra aum atau om tersebut sama halnya seperti penyebutan simbol-simbol Reiki seperti simbol Raku (bentuk petir) yang mempunyai fungsi mengusir kekuatan jahat. Namun simbol Raku ini sebetulnya adalah lambang kekuatan Dewa Petir Tibet yang bernama Vajrapani atau dalam bahasa Tibet disebut Dorju Raiten (kekuatan langit yang terang benderang). Simbol ini dianggap lambang kekuatan tertinggi di bumi yang bisa dikuasai manusia dan hanya dapat digunakan secara sempurna oleh seorang Dewa. [3]
Hakikatnya jika kita memanggil simbol Raku dan memanggil namanya sesungguhnya kita memanggil kekuatan Dewa Petir Tibet dengan kata lain kita disadari atau tidak disadari akan berbuat syirik pada Allah karena memanggil dan meminta kekuatan Dewa-Dewanya masyarakat Tibet. Begitu pula halnya jika menyebut om yoga om. Kalimat tersebut adalah bahasa weda  yang berarti sebutan bagi Tuhan / Dewa-dewanya agama Hindu, maka jika merapal om yoga om maka kita telah syirik pada Allah karena menyebut dewa tritunggal Hindu.

Jika kalian sudah membacanya, Bagaimana pendapat kalian?
untuk lebih lengkapnya klik disini

Selasa, 29 November 2011

APA ITU MANTRA

Mantra berasal dari bahasa Sanskerta yaitu MAN yang memiliki arti PIKIRAN dan TRA yang artinya PEMBEBASAN. Jadi Mantra adalah kegiatan membebaskan pikiran. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), Mantra bisa diartikan sebagai susunan kata yang berunsur puisi (seperti rima dan irama) yang dianggap mengandung kekuatan gaib, biasanya diucapkan oleh dukun atau pawang untuk menandingi kekuatan gaib yang lain.
Mantra jika ditinjau dari segi istilah bisa memiliki arti bunyi, kata, atau kalimat yang diucapkan, dibisikkan, atau dilantunkan dengan cara tertentu untuk tujuan tertentu pula. Mantra diyakini mempunyai kekuatan, sebagai sarana permohonan kepada Tuhan, dan bermanfaat untuk bermacam-macam tujuan tertentu dari para perapalnya.
Dari segi bentuk, mantra sebenarnya bisa digolongkan ke dalam bentuk puisi bebas, yang tidak terikat pada aspek rima, baris, dan jumlah kata dalam setiap baris. Dari segi bahasa, sebagian mantra ada yang menggunakan bahasa yang kadang sulit untuk dipahami. Bahkan adakalanya, perapal sendiri tidak memahami arti sebenarnya mantra yang ia baca. Dia hanya memahami kapan dan bagaimana mantra tersebut dibaca dan untuk apa tujuannya. Dari segi penggunaan, mantra tidak boleh diucapkan sembarangan, karena bacaannya dianggap keramat dan memiliki arti khusus.
Ada bermacam-macam bentuk mantra, yaitu mantra suara, mantra gambar yang biasanya disebut juga rajah, ada mantra yang ditanamkan dalam benda yang kemudian digunakan sebagai jimat, ada mantra yang dirupakan dengan gerak dan ada pula mantra dalam bentuk upacara tertentu.
MANTRA GALIB dalam Tradisi Hindu dan Budha, DOA dari Arab dan DONGA menurut istilah Jawa sebenarnya memiliki kesamaan makna dengan Mantra. Namun sebagian orang berpendapat Mantra berbeda dengan doa, pendapat itu muncul khususnya dari mereka yang bukan penganut Hindu dan Budha. Mereka menganggap mantra memiliki makna yang lebih khusus, mantra dinilai memiliki kekuatan tersendiri. Menurut tradisi Melayu, pembacaan mantra diyakini dapat menimbulkan kekuatan gaib untuk membantu meraih tujuan-tujuan tertentu.
Mantra yang dimaksudkan untuk tujuan tertentu bisa sangat efektif bagi para perapalnya, Selain merupakan salah satu sarana komunikasi dan permohonan kepada Tuhan, mantra dengan kata yang ber rima memungkinkan orang semakin rileks dan masuk pada keadaan trance. Dalam kalimat mantra yang kaya metafora dengan gaya bahasa yang hiperbola tersebut membantu perapal melakukan visualisasi terhadap keadaan yang diinginkan dalam tujuan mantra. Kalimat mantra yang diulang-ulang menjadi Afirmasi, Pembelajaran di level unconscious dan membangun SUGESTI DIRI.
Sugesti Diri atau yang sering kita kenal dengan istilah Swa Sugesti yaitu sebuah cara untuk memasukkan harapan dan keinginan kita ke dalam pikiran bawah sadar yang dilakukan secara berulang kali, dengan bahasa present dan simple disertai dengan memvisualisasikannya secara detail.
Sugesti Diri yang di timbulkan oleh Mantra tersebut akan berubah menjadi BELIEVE SYSTEM atau keyakinan diri. Jika sesuatu hal telah menjadi KEYAKINAN maka potensi diri secara otomatis tergerak untuk merealisasikan apa yang diyakini. Demikian juga jika sugesti mampu menjangkau pikiran bawah sadar maka keyakinan akan keberhasilan, keinginan dan harapannya tidak bisa terbendung lagi dan pasti segala resources di dalam dirinya akan mempertahankan keyakinan tersebut dan untuk terus mengejarnya.
Mantra dapat membantu untuk memasukkan sugesti yang efektif, karena mantra sesungguhnya adalah pemanfaatan gelombang otak Alfa & Tetha, Sugesti diri menjadi sangat efektif jika dilakukan di saat otak sedang bergetar dalam frekeunsi Alfa & Tetha. Frekuansi Alfa adalah di saat otak / pikiran sedang dalam kondisi relax. Di saat relax maka pintu antara pikiran sadar dan pikiran bawah sadar akan terbuka sehingga anda dengan mudah memasukkan sugesti ke dalam pikiran bawah sadar.

Nunas Waranugraha


Om Anugraha manoharam, Dewa data nugrahakam
Arcanam sarwa pujanam, Namah sarwa-nugrahakam.

Om Dewa-Dewi maha siddhyam, Yadnyanta nirmala-atmakam
Laksmi siddisca dirghayu, Nirwighna sukha wreddhisca.

Om Anugraha ya namah swaha

Ngaksama


Om Ksama swa mām mahādewa, Sarwa prāni hitāng karah
Māmmoca sarwa pāpebhah, Pālayaswa sadāsiwa

Aturi Kang Toya Puspa, Gandhāksata, Wījā :

OM Puspa dantā ya namah. (sekar)
OM Sri Gandheśwarya ya namah. (miyik-miyikan)
OM Kung Kumāra Wījā ya namah (Bija/Beras)
OM Ang Dhūpa dīpa-astrā ya namah (Dupa)

Senin, 28 November 2011

Kali Mantra

Maha Kali adalah bentuk ganas atau Durga Shakti, dalam agama Hindu. Dewi Kali adalah perusak jahat. Tapi Kali ini juga seorang ibu yang mengasihi anak kasih yang tulus padanya. Kali ini biasanya disembah oleh tantriks untuk mencapai "siddhi". Kali adalah pembunuh ego juga. Maha Kali Mantra bentuk bagian dari doa-doa ditawarkan kepada dewi. Dewi Kali Mantra Mantra atau untuk Maa Kali diberikan di bawah ini:


"Atha Kalimantraye Sadyovaksiddhiprapyivan
Aravitairyah Sarvestam Prapnuvanti Jana Bhuvih "

"Savaruhaammahabhimaghoradanshtram Hasanmukhim
Chaturbhujamkhadagmundavarabhayakaram Shivam
Mundamaladharamdevi Lolajihvandigambaram
Evam Sanchintayetkalim Shamasanalayavsinim "

"Kreem Kreem Kreem Hreem Hreem Hoom Hoom Dakshine Kalike
Kreem Kreem Kreem Hreem Hreem Hoom Hoom Swaha "

Dhanwantari Mantra

Tuhan Dhanwantari dianggap sebagai dewa obat-obatan ayurveda (Ayurveda) dalam agama Hindu. Orang-orang berdoa kepada Dhanvantari, memintanya untuk meningkatkan kesehatan atau baik untuk diri mereka sendiri dan orang lain. Mantra Dhanvantri membentuk bagian dari doa-doa yang ditawarkan kepada tuan. Mantra Dhanwantari dengan makna adalah sebagai berikut:


"Om Namo Bhagavate
Maha Sudharshana
Vasudevaya Dhanvantaraye;
Amrutha Kalasa Hasthaaya
Sarva Bhaya Vinasaya
Sarva Roka Nivaranaya
Thri Lokya Pathaye
Thri Lokya Nithaye
Sri Maha Wisnu Swarupa
Sri Dhanvantri Swarupa
Sri Sri Sri
Chakra Aoushata Narayana Swaha "

Artinya: Kita berdoa kepada Tuhan, yang dikenal sebagai Sudarshana Vasudev Dhanvantari. Dia memegang Kalasha penuh nektar keabadian. Tuhan menghapus semua ketakutan Dhanvantri dan menghapus semua penyakit. Dia adalah pemberi selamat baik dan pemelihara dari tiga dunia. Dhanvantari seperti Dewa Wisnu, diberdayakan untuk menyembuhkan jiwa-jiwa Jiva. Kami tunduk pada Tuhan Ayurveda.

Agung mantra Tuhan shiva


mantra berarti "kata yang kuat". mantra adalah orang-orang yang memiliki saat meneriakkan menghasilkan efek besar. Ini adalah meneriakkan berulang-ulang dan yang disebut japa. japa adalah bagian penting dari doa Hindu.
mantra yang sangat kaya dalam arti mereka. Saat melakukan japa satu dapat bermeditasi pada mantra - maknanya. Ketika pikiran diam lebih dan lebih ke dalam, kondisi mantra pikiran dan memakan waktu sampai negara-negara yang lebih tinggi dan bentuk jalan menuju pembebasan besar - kebahagiaan abadi!
Apa yang membuat mantra begitu istimewa dibandingkan dengan kata-kata yang normal? mantra bukan manusia tersusun. Satu mungkin bertanya-tanya bagaimana bisa mungkin. Terutama mengingat bahwa ada orang bijak yang terkait dengan mantra! Titik untuk dicatat adalah bahwa orang bijak tidak komposer mantra ini, seperti yang kita normaly menyusun kalimat, mereka bukan penemu, tetapi mereka adalah penemu mantra. Mereka mengenal mantra dalam keadaan di mana kata-kata ini tidak berasal dari pikiran mereka, tetapi mereka hanya penonton pasif untuk itu. Mereka yang pergi jauh dalam meditasi dan menyadari Tuhan mungkin dapat mendapatkan nuansa situasi ini.
Untuk menjadi seperti penemu, bahkan meskipun mereka hanya pendengar pasif, kebutuhan sejumlah besar kualifikasi. Hanya satu yang sempurna unchangedly dapat mereproduksi mantra mendengar. Satu-satunya yang benar-benar sempurna adalah Allah. Semua penemu lainnya hanya mereproduksi bahwa mantra murni seperti kedekatan mereka dengan kesempurnaan.
samhitAs veda penuh mantra dan karenanya telah diawetkan selama berabad-abad dalam bentuk murni mereka dengan memanfaatkan berbagai teknik seperti patha, krama, JATA, Gana Patas, yang memastikan bahwa pelantun jelas mendapat surat yang benar dan bahkan tingkat yang benar suara untuk setiap huruf (svara). Para penyanyi disarankan untuk mengucapkan mantra hanya setelah mendapatkan pengucapan sebelah kanan itu, sehingga mantra yang presered terhadap kerusakan dengan waktu. Akan ada guru yang memulai murid dalam mantra. Guru memastikan bahwa murid punya hak mantra, sehingga orang tersebut bisa memberikan jampi independen serta memulai lain dalam mantra itu. Memastikan Veda pelestarian ini dilewatkan hanya melalui tradisi guru dan murid dan tidak pernah ditulis sampai masa sebelumnya. (Ini benar-benar menakjubkan untuk dicatat bahwa tanpa menuliskan Veda telah diawetkan dalam bentuk murni melintasi tanah dengan teknik ini. Meskipun teks-teks yang tersedia sekarang bebas bagi siapa pun untuk membaca, itu akan penting untuk memastikan bahwa mantra dengan benar belajar dan kemudian meneriakkan cara ini sebagai harta karun yang telah diawetkan sehingga hati-hati selama beberapa milleniums tidak memburuk akibat ketidakpedulian..)
Perlu dicatat bahwa banyak himne thirumuRai (1) diketahui memiliki kekuatan besar mantra yang dipraktekkan bahkan hari ini.
Meskipun ada banyak mantra yang tersedia, ada beberapa yang diucapkan dengan harga tinggi oleh shaivas. Jelas mereka adalah orang yang sangat kuat yang dapat menyebabkan pelantun di jalan besar untuk mukti (pembebasan). praNava, paNJchAkashra, Gayatri untuk beberapa nama. Untuk shaivites Lima suku Kudus (paNJchAkshara) dengan atau tanpa dikombinasikan dengan praNava adalah mantra utama.

Hinduism

Mantra adalah nyata pikiran dalam, atau dienkapsulasi oleh, ucapan suci yang memiliki makna spiritual yang mendalam. Suara memegang tempat penting dalam pemikiran Hindu. Beberapa penulis percaya bahwa hal itu mendahului penciptaan alam semesta, dan getaran yang diperkirakan untuk mengikat atom dunia. Mantra adalah suku kata suci yang merangkum bentuk-bentuk tertentu dari kekuatan kosmis (shakti).
Dalam agama Hindu, mantra adalah sakral dan spiritual menguntungkan. Dengan mengucapkan mantra berulang kali dengan cinta dan pengabdian seseorang dapat menjadi secara rohani diterangi. Dia mengembangkan pikiran yang murni yang memungkinkan dia untuk melihat Allah.
Mantra masing-masing memiliki dewa memimpin itu yang seharusnya memberikan hasil nyanyian mantra (mantra phala). Mantra berarti yang harus diulang dan dipahami. Secara harfiah berarti ayat yang menjelaskan arti ditentukan:

    
Man-untuk mengulang (manana) dan
    
tra - kekuatan trana.
Ada berbagai bentuk mantra, seperti "benih" (Bija) mantra, yang dianggap baik meresapi energi tubuh manusia dan alam semesta. Para dewa diyakini manifestasi dari mantra bija: Siwa, misalnya, terkait dengan mantra "hrim" dan Kali dikaitkan dengan suku kata "krim".
Ada mantra yang menyelesaikan banyak jenis perbuatan yang menakjubkan hanya dengan nyanyian mereka dengan benar. Mantra lain membantu memurnikan kesadaran seseorang, berilah pencerahan spiritual, dan menempatkan satu berhubungan dengan Agung.
Hindu juga percaya bahwa mantra yang diterima dari orang suci atau suci jauh lebih efektif daripada mantra dipetik dari buku.
Sebuah mantra yang telah membantu seseorang untuk memiliki Allah-realisasi diyakini memiliki potensi rohani yang besar. Seperti mantra disebut siddha mantra.
Ada dua mantra yang terutama direkomendasikan dalam literatur Veda. Salah satunya adalah Omkara atau mantra om, dan yang lainnya adalah Maha Mantra Hare Krishna. Hindu percaya bahwa kedua mantra dapat memberikan satu ke wilayah di luar eksistensi material.
Mantra-Yoga
Mantra-yoga adalah tradisi ditemukan di hampir setiap jalan spiritual dan agama di dunia. Ini mungkin melibatkan pengulangan atau nyanyian doa atau mantra untuk meditasi sendiri, atau mungkin melibatkan menyanyikan lagu-lagu rohani jemaat semangat, doa, atau nama-nama suci dari Yang Mahatinggi. Mantra yoga membantu hamba untuk fokus / pikirannya pada Agung, yang membantu spiritualisasi nya / kesadarannya.

    
Manusia berarti pikiran,
    
tra berarti pembebasan.
Oleh karena itu, mantra spiritual adalah getaran suara murni untuk menyampaikan pikiran dari bahan untuk kesadaran spiritual. Ini adalah tujuan dari setiap jalan spiritual.
Yoga Mantra dikatakan jalan bertahap menuju kebijaksanaan, di mana seorang yogi dapat mengumpulkan sejumlah siddhi (prestasi). Banyak orang Hindu ortodoks masih melihat Yoga Mantra sebagai sistem magis yang memiliki asal-usul dalam intonasi yang diucapkan oleh imam Veda selama pengorbanan. Imam ini berasal otoritas banyak dari klaim mereka untuk dapat memanggil para dewa dengan mengucapkan suara yang benar, sehingga menjadi lebih kuat daripada para dewa sendiri.
Dalam Bhagavad-gita Tuhan Krishna menjelaskan bahwa Dia adalah mantra OM transendental dan bahwa nyanyian japa (melantunkan mantra tenang untuk meditasi sendiri) adalah murni representasi-Nya dan pengorbanan. Hal ini dimengerti bahwa dengan mengucapkan japa dan mendengar suara mantra suci, seseorang dapat datang keplatform realisasi spiritual. Energi dalam getaran suara mantra mempersiapkan dan membuka kesadaran seseorang untuk tingkat yang lebih tinggi dari realitas. Ini adalah proses dari mantra-yoga.
Meneriakkan nama Allah membawa pemuja dalam kontak langsung dengan Tuhan dalam proporsi kemurnian pelantun itu. Proses realisasi-diri adalah jalan kesuksesan bagi semua orang. Para Bhagavatam (2.1.11) mengungkapkan bahwa nyanyian nama Allah dalam cara otoritas yang besar adalah cara pasti untuk keberhasilan rohani bagi semua orang, tidak peduli apakah mereka penuh dengan keinginan material atau bebas dari semua keinginan, atau puas diri karena pengetahuan spiritual mereka.
Cukup dengan mengandalkan melantunkan nama suci Tuhan, seseorang tidak perlu tergantung pada proses lainnya, ritual, perlengkapan, atau orang-orang. Satu bahkan tidak harus dimulai oleh seorang guru spiritual ke mantra mantra. Sebagai Caitanya-caritamrta (Madhya-lila, 15,108) mengatakan, seseorang tidak harus mengambil inisiasi, tetapi hanya harus mengucapkan nama suci. Dengan demikian, pembebasan tersedia untuk semua jenis orang.
Suara
Ada umumnya diyakini empat kelas suara (shabda):

    
Agung suara (ayat shabda) adalah yang paling halus dari empat, dan suara yang dibuat oleh chakra dasar.

    
Terlihat suara (pashyanti shabda) dikaitkan dengan hati dan diwujudkan sebagai suku kata Om prima.

    
Tengah suara (madhyama shabda) menggabungkan suara dasar dari alfabet bahasa Sansekerta dan merupakan sumber mantra sekunder.

    
Manifest suara (vaikhari shabda) adalah suara ucapan manusia, dan dianggap sebagai terendah dari empat kelas.

Jumat, 25 November 2011

Apa manfaat dari mantra

Agama Hindu percaya dan mendorong praktek berbagai bentuk ibadah, aartis, mantra dan chalisas dan sebagainya. Ada juga praktek dari Shanti yang luas spread.Shanti dilakukan untuk menangkal efek yg mencelakakan planet-planet dan juga kondisi buruk.
Tentu saja ada orang yang mencemooh praktek-praktek ini. Mereka tidak percaya dalam bentuk doa-doa dan ritual, yang telah diwarisi dari kitab suci kuno. Sebelum pergi lebih jauh ke dalam manfaat dari kebiasaan kuno pertama mari kita lihat hukum ketiga Newton tentang gerak. Hukum ketiga dari gerak mengatakan "setiap aksi memiliki reaksi yang sama"Ini saya pikir cukup untuk membuktikan bahwa ada reaksi yang sama dengan praktek-praktek ini. Ini membuktikan bahwa tindakan tidak akan pergi limbah, dan juga tidak ada yang bisa terjadi tanpa sebab.
Mengapa seseorang berdoa, dan melakukan berbagai ritual? Jawabannya benar-benar sederhana, mayoritas orang berdoa ketika mereka berada dalam kesulitan dan menghadapi kesulitan. Ini adalah ketika Anda menghadapi masalah, bahwa Anda mengingat Allah. Hal ini lebih sering daripada tidak ketika pikiran Anda tidak melihat akhir apapun untuk masalah dan kesulitan, yang mulai berusaha untuk menemukan cara-cara alternatif untuk mengatasinya.
Tubuh manusia sebagai salah satu tahu adalah terdiri dari lima unsur, bumi, api, air, udara dan ruang yang mengikat empat unsur-unsur lain dari dalam dan luar. Satu biasanya tidak memberikan banyak pemikiran untuk ruang, dan mengambil begitu saja. Space terbatas, itu sudah dekat serta jauh, itu di mana-mana, segala sesuatu dalam yang terkandung di dalamnya, dan itu hadir dalam segala hal.
Pikiran adalah apa yang menjalankan tubuh, dan itu tertutup dalam lima elemen, itu adalah proses berpikir kumulatif dari lima elemen. Pikiran juga ada di dalam ruang, dan empat lainnya unsur, memiliki ruang mana-mana, bahkan di dalam unsur-unsur terkecil yang terdiri dari tubuh manusia. Oleh karena itu tidak akan salah untuk mengatakan bahwa tubuh manusia juga ruang. Ini ruang yang membuat sangat stuble karena itu tidak dapat dilihat oleh mata kita.
Karena tindakan dan reaksi tak terhitung jumlahnya, yang dihadapi oleh setiap orang dalam hidupnya, tubuh akan tercemar, oleh tubuh mendapatkan tercemar; Maksudku ruang yang tak terlihat yang membentuk tubuh material akan tercemar. Karena itu masalah dan penyakit kita harus wajah juga ada di ruang meliputi pikiran. Penyakit ini dialami oleh pikiran melalui tubuh materi, yang dapat melihat pikiran.
Ketika kebanyakan orang menghadapi masalah ini dan penyakit pikiran mereka mencoba untuk mengatasinya. Pikiran kemudian terlihat menuju doa, mantra dan bentuk ibadah lainnya. Ketika seseorang melafalkan doa-doa dan mantra, satu adalah menciptakan getaran. Getaran ini memasukkan spasi dan menciptakan energi, energi ini dapat menjadi energi positif atau energi negatif. Energi ini kemudian memiliki efek pada ruang yang membentuk tubuh manusia.
Mantra-mantra Hindu, aartis, chalisas, stotras dan bentuk lain dari doa, tidak lain adalah getaran yang unik, yang menciptakan energi yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh pikiran. Salah satu harus selalu diingat bahwa getaran yang unik ditemukan oleh orang bijak kuno dan yogi, yang telah menguji mereka dan menemukan mereka untuk menjadi efektif. Satu juga harus diingat bahwa banyak orang telah dibacakan dan masih membaca mantra ini karena mereka telah menuai manfaat dari mereka. Energi positif atau negatif yang diciptakan oleh pembacaan mantra ini berkali-kali oleh banyak orang ada di ruang angkasa.

Weda Sumber Ajaran Agama Hindu


Print E-mail
Pengertian Weda
Sumber ajaran agama Hindu adalah Kitab Suci Weda, yaitu kitab yang berisikan ajaran kesucian yang diwahyukan oleh Hyang Widhi Wasa melalui para Maha Rsi. Weda merupakan jiwa yang meresapi seluruh ajaran Hindu, laksana sumber air yang mengalir terus melalui sungai-sungai yang amat panjang dalam sepanjang abad. Weda adalah sabda suci atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa.
Weda secara ethimologinya berasal dari kata "Vid" (bahasa sansekerta), yang artinya mengetahui atau pengetahuan. Weda adalah ilmu pengetahuan suci yang maha sempurna dan kekal abadi serta berasal dari Hyang Widhi Wasa. Kitab Suci Weda dikenal pula dengan Sruti, yang artinya bahwa kitab suci Weda adalah wahyu yang diterima melalui pendengaran suci dengan kemekaran intuisi para maha Rsi. Juga disebut kitab mantra karena memuat nyanyian-nyanyian pujaan. Dengan demikian yang dimaksud dengan Weda adalah Sruti dan merupakan kitab yang tidak boleh diragukan kebenarannya dan berasal dari Hyang Widhi Wasa.
Bahasa Weda
Bahasa yang dipergunakan dalam Weda disebut bahasa Sansekerta, Nama sansekerta dipopulerkan oleh maharsi Panini, yaitu seorang penulis Tata Bahasa Sensekerta yang berjudul Astadhyayi yang sampai kini masih menjadi buku pedoman pokok dalam mempelajari Sansekerta.
Sebelum nama Sansekerta menjadi populer, maka bahasa yang dipergunakan dalam Weda dikenal dengan nama Daiwi Wak (bahasa/sabda Dewata). Tokoh yang merintis penggunaan tatabahasa Sansekerta ialah Rsi Panini. Kemudian dilanjutkan oleh Rsi Patanjali dengan karyanya adalah kitab Bhasa. Jejak Patanjali diikuti pula oleh Rsi Wararuci.
Pembagian dan Isi Weda
Weda adalah kitab suci yang mencakup berbagai aspek kehidupan yang diperlukan oleh manusia. Berdasarkan materi, isi dan luas lingkupnya, maka jenis buku weda itu banyak. maha Rsi Manu membagi jenis isi Weda itu ke dalam dua kelompok besar yaitu Weda Sruti dan Weda Smerti. Pembagian ini juga dipergunakan untuk menamakan semua jenis buku yang dikelompokkan sebagai kitab Weda, baik yang telah berkembang dan tumbuh menurut tafsir sebagaimana dilakukan secara turun temurun menurut tradisi maupun sebagai wahyu yang berlaku secara institusional ilmiah. Kelompok Weda Sruti isinya hanya memuat wahyu, sedangkan kelompok Smerti isinya bersumber dari Weda Sruti, jadi merupakan manual, yakni buku pedoman yang sisinya tidak bertentangan dengan Sruti. Baik Sruti maupun Smerti, keduanya adalah sumber ajaran agama Hindu yang tidak boleh diragukan kebenarannya. Agaknya sloka berikut ini mempertegas pernyataan di atas.
Srutistu wedo wijneyo dharma
sastram tu wai smerth,
te sarrtheswamimamsye tab
hyam dharmohi nirbabhau. (M. Dh.11.1o).
Artinya:
Sesungguhnya Sruti adalah Weda, demikian pula Smrti itu adalah dharma sastra, keduanya harus tidak boleh diragukan dalam hal apapun juga karena keduanya adalah kitab suci yang menjadi sumber ajaran agama Hindu. (Dharma)
Weda khilo dharma mulam
smrti sile ca tad widam,
acarasca iwa sadhunam
atmanastustireqaca. (M. Dh. II.6).
Artinya:
Seluruh Weda merupakan sumber utama dari pada agama Hindu (Dharma), kemudian barulah Smerti di samping Sila (kebiasaan- kebiasaan yang baik dari orang-orang yang menghayati Weda). dan kemudian acara yaitu tradisi dari orang-orang suci serta akhirnya Atmasturi (rasa puas diri sendiri).
Srutir wedah samakhyato
dharmasastram tu wai smrth,
te sarwatheswam imamsye
tabhyam dharmo winir bhrtah. (S.S.37).
Artinya:
Ketahuilah olehmu Sruti itu adalah Weda (dan) Smerti itu sesungguhnya adalah dharmasastra; keduanya harus diyakini kebenarannya dan dijadikan jalan serta dituruti agar sempurnalah dalam dharma itu.
Dari sloka-sloka diatas, maka tegaslah bahwa Sruti dan Smerti merupakan dasar utama ajaran Hindu yang kebenarannya tidak boleh dibantah. Sruti dan Smerti merupakan dasar yang harus dipegang teguh, supaya dituruti ajarannya untuk setiap usaha.
Untuk mempermudah sistem pembahasan materi isi Weda, maka dibawah ini akan diuraikan tiap-tiap bagian dari Weda itu sebagai berikut:
SRUTI
Sruti adalah kitab wahyu yang diturunkan secara langsung oleh Tuhan (Hyang Widhi Wasa) melalui para maha Rsi. Sruti adalah Weda yang sebenarnya (originair) yang diterima melalui pendengaran, yang diturunkan sesuai periodesasinya dalam empat kelompok atau himpunan. Oleh karena itu Weda Sruti disebut juga Catur Weda atau Catur Weda Samhita (Samhita artinya himpunan). Adapun kitab-kitab Catur Weda tersebut adalah:
Rg. Weda atau Rg Weda Samhita.
Adalah wahyu yang paling pertama diturunkan sehingga merupakan Weda yang tertua. Rg Weda berisikan nyanyian-nyanyian pujaan, terdiri dari 10.552 mantra dan seluruhnya terbagi dalam 10 mandala. Mandala II sampai dengan VIII, disamping menguraikan tentang wahyu juga menyebutkan Sapta Rsi sebagai penerima wahyu. Wahyu Rg Weda dikumpulkan atau dihimpun oleh Rsi Pulaha.
Sama Weda Samhita.
Adalah Weda yang merupakan kumpulan mantra dan memuat ajaran mengenai lagu-lagu pujaan. Sama Weda terdiri dari 1.875 mantra. Wahyu Sama Weda dihimpun oleh Rsi Jaimini.
Yajur Weda Samhita.
Adalah Weda yang terdiri atas mantra-mantra dan sebagian besar berasal dari Rg. Weda. Yajur Weda memuat ajaran mengenai pokok-pokok yajus. Keseluruhan mantranya berjumlah 1.975 mantra. Yajur Weda terdiri atas dua aliran, yaitu Yayur Weda Putih dan Yayur Weda Hitam. Wahyu Yayur Weda dihimpun oleh Rsi Waisampayana.
Atharwa Weda Samhita
Adalah kumpulan mantra-mantra yang memuat ajaran yang bersifat magis. Atharwa Weda terdiri dari 5.987 mantra, yang juga banyak berasal dari Rg. Weda. Isinya adalah doa-doa untuk kehidupan sehari-hari seperti mohon kesembuhan dan lain-lain. Wahyu Atharwa Weda dihimpun oleh Rsi Sumantu.
Sebagaimana nama-nama tempat yang disebutkan dalam Rg. Weda maka dapat diperkirakan bahwa wahyu Rg Weda dikodifikasikan di daerah Punjab. Sedangkan ketiga Weda yang lain (Sama, Yayur, dan Atharwa Weda), dikodifikasikan di daerah Doab (daerah dua sungai yakni lembah sungai Gangga dan Yamuna.
Masing-masing bagian Catur Weda memiliki kitab-kitab Brahmana yang isinya adalah penjelasan tentang bagaimana mempergunakan mantra dalam rangkain upacara. Disamping kitab Brahmana, Kitab-kitab Catur Weda juga memiliki Aranyaka dan Upanisad.
Kitab Aranyaka isinya adalah penjelasan-penjelasan terhadap bagian mantra dan Brahmana. Sedangkan kitab Upanisad mengandung ajaran filsafat, yang berisikan mengenai bagaimana cara melenyapkan awidya (kebodohan), menguraikan tentang hubungan Atman dengan Brahman serta mengupas tentang tabir rahasia alam semesta dengan segala isinya. Kitab-kitab brahmana digolongkan ke dalam Karma Kandha sedangkan kitab-kitab Upanishad digolonglan ke dalam Jnana Kanda.
SMERTI
Smerti adalah Weda yang disusun kembali berdasarkan ingatan. Penyusunan ini didasarkan atas pengelompokan isi materi secara sistematis menurut bidang profesi. Secara garis besarnya Smerti dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yakni kelompok Wedangga (Sadangga), dan kelompok Upaweda.
Kelompok Wedangga:
Kelompok ini disebut juga Sadangga. Wedangga terdiri dari enam bidang Weda yaitu:
(1). Siksa (Phonetika)
Isinya memuat petunjuk-petunjuk tentang cara tepat dalam pengucapan mantra serta rendah tekanan suara.

(2). Wyakarana (Tata Bahasa)
Merupakan suplemen batang tubuh Weda dan dianggap sangat penting serta menentukan, karena untuk mengerti dan menghayati Weda Sruti, tidak mungkin tanpa bantuan pengertian dan bahasa yang benar.

(3). Chanda (Lagu)
Adalah cabang Weda yang khusus membahas aspek ikatan bahasa yang disebut lagu. Sejak dari sejarah penulisan Weda, peranan Chanda sangat penting. Karena dengan Chanda itu, semua ayat-ayat itu dapat dipelihara turun temurun seperti nyanyian yang mudah diingat.

(4). Nirukta
Memuat berbagai penafsiran otentik mengenai kata-kata yang terdapat di dalam Weda.

(5). Jyotisa (Astronomi)
Merupakan pelengkap Weda yang isinya memuat pokok-pokok ajaran astronomi yang diperlukan untuk pedoman dalam melakukan yadnya, isinya adalah membahas tata surya, bulan dan badan angkasa lainnya yang dianggap mempunyai pengaruh di dalam pelaksanaan yadnya.

(6). Kalpa
Merupakan kelompok Wedangga (Sadangga) yang terbesar dan penting. Menurut jenis isinya, Kalpa terbagi atas beberapa bidang, yaitu bidang Srauta, bidang Grhya, bidang Dharma, dan bidang Sulwa. Srauta memuat berbagai ajaran mengenai tata cara melakukan yajna, penebusan dosa dan lain-lain, terutama yang berhubungan dengan upacara keagamaan. Sedangkan kitab Grhyasutra, memuat berbagai ajaran mengenai peraturan pelaksanaan yajna yang harus dilakukan oleh orang-orang yang berumah tangga. Lebih lanjut, bagian Dharmasutra adalah membahas berbagai aspek tentang peraturan hidup bermasyarakat dan bernegara. Dan Sulwasutra, adalah memuat peraturan-peraturan mengenai tata cara membuat tempat peribadatan, misalnya Pura, Candi dan bangunan-bangunan suci lainnya yang berhubungan dengan ilmu arsitektur.

Kelompok Upaweda:
Adalah kelompok kedua yang sama pentingnya dengan Wedangga. Kelompok Upaweda terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
(1). Itihasa
Merupakan jenis epos yang terdiri dari dua macam yaitu Ramayana dan Mahabharata. Kitan Ramayana ditulis oleh Rsi Walmiki. Seluruh isinya dikelompokkan kedalam tujuh Kanda dan berbentuk syair. Jumlah syairnya sekitar 24.000 syair. Adapun ketujuh kanda tersebut adalah Ayodhya Kanda, Bala Kanda, Kiskinda Kanda, Sundara Kanda, Yudha Kanda dan Utara Kanda. Tiap-tiap Kanda itu merupakan satu kejadian yang menggambarkan ceritra yang menarik. Di Indonesia cerita Ramayana sangat populer yang digubah ke dalam bentuk Kekawin dan berbahasa Jawa Kuno. Kekawin ini merupakan kakawin tertua yang disusun sekitar abad ke-8.

Disamping Ramayana, epos besar lainnya adalah Mahabharata. Kitab ini disusun oleh maharsi Wyasa. Isinya adalah menceritakan kehidupan  keluarga Bharata dan menggambarkan pecahnya perang saudara diantara bangsa Arya sendiri. Ditinjau dari arti Itihasa (berasal dari kata "Iti", "ha" dan "asa" artinya adalah "sesungguhnya kejadian itu begitulah nyatanya") maka Mahabharata itu gambaran sejarah, yang memuat mengenai kehidupan keagamaan, sosial dan politik menurut ajaran Hindu. Kitab Mahabharata meliputi 18 Parwa, yaitu Adiparwa, Sabhaparwa, Wanaparwa, Wirataparwa, Udyogaparwa, Bhismaparwa, Dronaparwa, Karnaparwa, Salyaparwa, Sauptikaparwa, Santiparwa, Anusasanaparwa, Aswamedhikaparwa, Asramawasikaparwa, Mausalaparwa, Mahaprastanikaparwa, dan Swargarohanaparwa.

Diantara parwa-parwa tersebut, terutama di dalam Bhismaparwa terdapatlah kitab Bhagavad Gita, yang amat masyur isinya adalah wejangan Sri Krsna kepada Arjuna tentang ajaran filsafat yang amat tinggi.

(2). Purana
Merupakan kumpulan cerita-cerita kuno yang menyangkut penciptaan dunia dan silsilah para raja yang memerintah di dunia, juga mengenai silsilah dewa-dewa dan bhatara, cerita mengenai silsilah keturunaan dan perkembangan dinasti Suryawangsa dan Candrawangsa serta memuat ceitra-ceritra yang menggambarkan pembuktian-pembuktian hukum yang pernah di jalankan. Selain itu Kitab Purana juga memuat pokok-pokok pemikiran yang menguraikan tentang ceritra kejadian alam semesta, doa-doa dan mantra untuk sembahyang, cara melakukan puasa, tatacara upacara keagamaan dan petunjuk-petunjuk mengenai cara bertirtayatra atau berziarah ke tempat-tempat suci. Dan yang terpenting dari kitab-kitab Purana adalah memuat pokok-pokok ajaran mengenai Theisme (Ketuhanan) yang dianut menurut berbagai madzab Hindu. Adapun kitab-kitab Purana itu terdiri dari 18 buah, yaitu Purana, Bhawisya Purana, Wamana Purana, Brahma Purana, Wisnu Purana, Narada Purana, Bhagawata Purana, Garuda Purana, Padma Purana, Waraha Purana, Matsya Purana, Kurma Purana, Lingga Purana, Siwa Purana, Skanda Purana dan Agni Purana.

(3) Arthasastra
Adalah jenis ilmu pemerintahan negara. Isinya merupakan pokok-pokok pemikiran ilmu politik. Sebagai cabang ilmu, jenis ilmu ini disebut Nitisastra atau Rajadharma atau pula Dandaniti. Ada beberapa buku yang dikodifikasikan ke dalam jenis ini adalah kitab Usana, Nitisara, Sukraniti dan Arthasastra. Ada beberapa Acarya terkenal di bidang Nitisastra adalah Bhagawan Brhaspati, Bhagawan Usana, Bhagawan Parasara dan Rsi Canakya.

(4) Ayur Weda
Adalah kitab yang menyangkut bidang kesehatan jasmani dan rohani dengan berbagai sistem sifatnya. Ayur Weda adalah filsafat kehidupan, baik etis maupun medis. Oleh karena demikian, maka luas lingkup ajaran yang dikodifikasikan di dalam Ayur Weda meliputi bidang yang amat luas dan merupakan hal-hal yang hidup. Menurut isinya, Ayur Weda meliptui delapan bidang ilmu, yaitu ilmu bedah, ilmu penyakit, ilmu obat-obatan, ilmu psikotherapy, ilmu pendiudikan anak-anak (ilmu jiwa anak), ilmu toksikologi, ilmu mujizat dan ilmu jiwa remaja.

Disamping Ayur Weda, ada pula kitab Caraka Samhita yang ditulis oleh Maharsi Punarwasu. Kitab inipun memuat delapan bidan ajaran (ilmu), yakni Ilmu pengobatan, Ilmu mengenai berbagai jens penyakit yang umum, ilmu pathologi, ilmu anatomi dan embriologi, ilmu diagnosis dan pragnosis, pokok-pokok ilmu therapy, Kalpasthana dan Siddhistana. Kitab yang sejenis pula dengan Ayurweda, adalah kitab Yogasara dan Yogasastra. Kitab ini ditulis oleh Bhagawan Nagaryuna. isinya memuat pokok-pokok ilmu yoga yang dirangkaikan dengan sistem anatomi yang penting artinya dalam pembinaan kesehatan jasmani dan rohani.

(5) Gandharwaweda
Adalah kitab yang membahas berbagai aspek cabang ilmu seni. Ada beberapa buku penting yang termasuk Gandharwaweda ini adalah Natyasastra (yang meliputi Natyawedagama dan Dewadasasahasri), Rasarnawa, Rasaratnasamuscaya dan lain-lain.

Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa kelompok Weda Smerti meliptui banyak buku dan kodifikasinya menurut jenis bidang-bidang tertentu. Ditambah lagi kitab-kitab agama misalnya Saiwa Agama, Vaisnawa Agama dan Sakta Agama dan kitab-kitab Darsana yaitu Nyaya, Waisesika, Samkhya, Yoga, Mimamsa dan Wedanta. Kedua terakhir ini termasuk golongan filsafat yang mengakui otoritas kitab Weda dan mendasarkan ajarannya pada Upanisad. Dengan uraian ini kiranya dapat diperkirakan betapa luasnya Weda itu, mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Di dalam ajaran Weda, yang perlu adalah disiplin ilmu, karena tiap ilmu akan menunjuk pada satu aspek dengan sumber-sumber yang pasti pula. Hal inilah yang perlu diperhatikan dan dihayati untuk dapat mengenal isi Weda secara sempurna.
Tuntunan Dasar Agama Hindu (milik Departemen Agama)
Disusun oleh Drs. Anak Agung Gde Oka Netra