Agama Hindu berkembang menjadi banyak sekte. Ini disebabkan karena Weda tidak diwahyukan kepada seorang Maha-Rsi saja, dan juga tidak diwahyukan dalam kurun waktu yang sama dan diwahyukan pula di tempat yang berbeda.
Ada tujuh Maha Rsi yang menerima wahyu Weda, yaitu:
- Maha-Rsi Grtsamada
- Maha-Rsi Wiswamitra
- Maha-Rsi Wamadewa
- Maha-Rsi Atri
- Maha-Rsi Bharadwaja
- Maha-Rsi Wasistha
- Maha-Rsi Kanwa
Weda diwahyukan sekitar 1.150 sampai 1.000 tahun Sebelum Masehi, di tujuh lembah sungai-sungai suci di India, yaitu: Gangga, Sindhu, Saraswaty, Yamuna, Godawari, Narmada, dan Sarayu.
Ketujuh Maha-Rsi itu menafsirkan wahyu-wahyu yang diterima, kemudian mendirikan perguruan-perguruan serta mempunyai murid atau pengikut masing-masing. Inilah bentuk awal dari adanya sekte-sekte Agama Hindu.
Salah satu sekte yang mempunyai pengikut terbesar dan berkedudukan di Madya Pradesh (India tengah) adalah Sekte Siwa-Siddhanta yang kemudian disebarkan oleh Rsi Agastya, antara lain ke Indonesia.
Sekte inilah yang pada tahun 760 Masehi mulai berkembang di Jawa Timur di suatu tempat bernama Kanjuruhan (kini bernama Dinoyo, Malang). Ketika itu Raja Kanjuruhan bernama Dewa Simha.
Penganut Hindu dari sekte Siwa Siddhanta meyakini Tuhan adalah Siwa. Salah satu bentuk pemujaan Siwa yang dilakukan oleh pada Pendeta Siwa adalah dengan mengucapkan mantra yang disebut sebagai Mantra Catur Dasa Siwa, yakni empat belas wujud Siwa.
Mantra ini digunakan untuk mendapat pengaruh ke-Tuhan-an yang kuat dan suci serta untuk mendapat kebahagian sekala-niskala.
Mantra itu sebagai berikut:
- Om Ang Prasada Kala Siwaya namah
- Om Ang Stiti Kala Siwaya namah
- Om Ang Kala-kutha Siwaya namah
- Om Ang Maha-suksma Siwaya namah
- Om Ang Suksma Siwaya namah
- Om Ang Anta-kala Siwaya namah
- Om Ang Adhi-kala Siwaya namah
- Om Ang Parama Siwaya namah
- Om Ang Ati–suksma Siwaya namah
- Om Ang Suksma-tara Siwaya namah
- Om Ang Suksma-tama Siwaya namah
- Om Ang Sada Siwaya namah
- Om Ang Parama Siwaya namah
- Om Ang Sunia Siwaya namah
Pendeta Siwa yang mengucapkan dan meresapkan Mantra Catur Dasa Siwa ingin mendudukkan Siwa dalam tubuh/ dirinya mulai dari bagian bawah tubuh sampai ke bagian atas tubuh, yakni:
- Mantra nomor 1 untuk kaki kanan
- Mantra nomor 2 untuk kaki kiri
- Mantra nomor 3 untuk perut
- Mantra nomor 4 untuk pusar
- Mantra nomor 5 untuk hati
- Mantra nomor 6 untuk tangan kanan
- Mantra nomor 7 untuk tangan kiri
- Mantra nomor 8 untuk mata kanan
- Mantra nomor 9 untuk mata kiri
- Mantra nomor 10 untuk telinga kanan
- Mantra nomor 11 untuk telinga kiri
- Mantra nomor 12 untuk sela-sela alis
- Mantra nomor 13 untuk ujung hidung
- Mantra nomor 14 untuk ubun-ubun
2 comments to Pemujaan Siwa
1
Agama Hindu berkembang menjadi banyak sekte. Ini disebabkan karena Weda tidak diwahyukan kepada seorang Maha-Rsi saja, dan juga tidak diwahyukan dalam kurun waktu yang sama dan diwahyukan pula di tempat yang berbeda.
Ada tujuh Maha Rsi yang menerima wahyu Weda, yaitu:
- Maha-Rsi Grtsamada
- Maha-Rsi Wiswamitra
- Maha-Rsi Wamadewa
- Maha-Rsi Atri
- Maha-Rsi Bharadwaja
- Maha-Rsi Wasistha
- Maha-Rsi Kanwa
Weda diwahyukan sekitar 1.150 sampai 1.000 tahun Sebelum Masehi, di tujuh lembah sungai-sungai suci di India, yaitu: Gangga, Sindhu, Saraswaty, Yamuna, Godawari, Narmada, dan Sarayu.
Ketujuh Maha-Rsi itu menafsirkan wahyu-wahyu yang diterima, kemudian mendirikan perguruan-perguruan serta mempunyai murid atau pengikut masing-masing. Inilah bentuk awal dari adanya sekte-sekte Agama Hindu.
Salah satu sekte yang mempunyai pengikut terbesar dan berkedudukan di Madya Pradesh (India tengah) adalah Sekte Siwa-Siddhanta yang kemudian disebarkan oleh Rsi Agastya, antara lain ke Indonesia.
Sekte inilah yang pada tahun 760 Masehi mulai berkembang di Jawa Timur di suatu tempat bernama Kanjuruhan (kini bernama Dinoyo, Malang). Ketika itu Raja Kanjuruhan bernama Dewa Simha.
Penganut Hindu dari sekte Siwa Siddhanta meyakini Tuhan adalah Siwa. Salah satu bentuk pemujaan Siwa yang dilakukan oleh pada Pendeta Siwa adalah dengan mengucapkan mantra yang disebut sebagai Mantra Catur Dasa Siwa, yakni empat belas wujud Siwa.
Mantra ini digunakan untuk mendapat pengaruh ke-Tuhan-an yang kuat dan suci serta untuk mendapat kebahagian sekala-niskala.
Mantra itu sebagai berikut:
- Om Ang Prasada Kala Siwaya namah
- Om Ang Stiti Kala Siwaya namah
- Om Ang Kala-kutha Siwaya namah
- Om Ang Maha-suksma Siwaya namah
- Om Ang Suksma Siwaya namah
- Om Ang Anta-kala Siwaya namah
- Om Ang Adhi-kala Siwaya namah
- Om Ang Parama Siwaya namah
- Om Ang Ati–suksma Siwaya namah
- Om Ang Suksma-tara Siwaya namah
- Om Ang Suksma-tama Siwaya namah
- Om Ang Sada Siwaya namah
- Om Ang Parama Siwaya namah
- Om Ang Sunia Siwaya namah
Pendeta Siwa yang mengucapkan dan meresapkan Mantra Catur Dasa Siwa ingin mendudukkan Siwa dalam tubuh/ dirinya mulai dari bagian bawah tubuh sampai ke bagian atas tubuh, yakni:
- Mantra nomor 1 untuk kaki kanan
- Mantra nomor 2 untuk kaki kiri
- Mantra nomor 3 untuk perut
- Mantra nomor 4 untuk pusar
- Mantra nomor 5 untuk hati
- Mantra nomor 6 untuk tangan kanan
- Mantra nomor 7 untuk tangan kiri
- Mantra nomor 8 untuk mata kanan
- Mantra nomor 9 untuk mata kiri
- Mantra nomor 10 untuk telinga kanan
- Mantra nomor 11 untuk telinga kiri
- Mantra nomor 12 untuk sela-sela alis
- Mantra nomor 13 untuk ujung hidung
- Mantra nomor 14 untuk ubun-ubun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar