Mengapakah kita wajib melaksanakan puja Tri Sandhyā, apakah sumber ajaran ini dan bagaimana kita bila tidak mampu melaksanakan hal tersebut? Apakah harus melaksanakan puja Tri Sandhyā itu di tempat-tempat yang di pandang suci, bagaimanakah apa boleh dilaksanakan di kantor atau tempat-tempat pertemuan dan lain-lain muncul sebagai akibat belum memasyarakatnya Tri Sandhyā secara baik.
Tri Sandhyā adalah sembahyang yang wajib dilakukan oleh setiap umat Hindu tiga kali dalam sehari. Sembahyang rutin ini diamanatkan dalam kitab suci Veda dan sudah dilaksanakan sejak ribuan tahun yang lalu. Bila kita tidak tekun melaksanakan Tri Sandhyā berarti kita tidak secara sungguh-sungguh mengamalkan ajaran yang terkandung dalam kitab suci Veda. Banyak hambatan yang dialami mengapa seseorang tidak tekun melaksanakan puja atau sembahyang Tri Sandhyā, beberapa hambatan tersebut di antaranya: karena kurang memahami makna yang terkandung dalam melaksanakan puja Tri Sandhyā, karena enggan, sebab belum dibiasakan (abhyāsa), bahasanya tidak atau kurang dipahami dan sebagainya.
Untuk mengatasi berbagai hambatan tersebut di atas, pertama-tama tumbuhkan tekad bahwa kita mampu untuk melaksanakan hal itu. Selanjutnya pelajari dan hafalkan tiap-tiap kata dalam mantram yang digunakan dalam Tri Sandhyā. Usaha lainnya adalah dalami maknanya seperti telah kami ungkapkan di atas, mantra Tri Sandhya, khususnya mantram Gāyatrῑ, di samping fungsi utamanya sebagai stava, stotra atau pūjā, maka fungsinya sebagai kavaca dan pañjara mendorong kita untuk menuju keselamatan jiwa dan raga. Sebagai dimaklumi, di dalam mantram-mantram yang digunakan untuk puja Tri Sandhyā, terdapat sebuah mantram yang sangat disucikan oleh umat Hindu, yakni mantram Gāyatrῑ, mantram pertama dari 6 bait mantram Tri Sandhyā, dan seperti diamanatkan dalam kitab Atharvaveda, mantram Gāyatrῑ atau Gāyatrῑ mantram adalah Vedamātā, ibu dari semua mantram Veda, yang dapat memberikan perlindungan, keselamatan, kegembiraan dan kebahagiaan.
Penelitian ilmiah di Madras (India) maupun di Amerika menunjukkan bahwa orang yang tekun mengucapkan Gāyatrῑ mantram, butir-butir darah putih dan merahnya semakin segar dan bertambah jumlahnya. Mantram ini dapat digunakan sebagai mantram Japa, yakni diulang-ulangi beberapa kali dengan khusuk untuk permohonan tertentu. (dari makalah Doa dan Sembahyang, by: I W Sudarma)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar