Senin, 13 Februari 2012

Ngaben, Nyekah, dan Mepaingkup

1. Ini adalah perjalanan roh yang sudah diupacarai Pitra Yadnya: ngaben – nyekah – mepaingkup.

2. Roh baru bisa ‘bergerak’ menuju sunia loka bila roh sudah terbebas dari ikatan-ikatan berupa:
  • Panca Mahabhuta, yaitu tubuh (stula sarira) yang terdiri dari unsur-unsur: pertiwi, apah, bayu, teja, akasa. Pelepasan Panca Mahabhuta ini dengan cara: ngaben.
  • Panca Tanmatra,  yaitu pengaruh-pengaruh panca indra kepada roh, ketika masih hidup: sabda tanmatra (dari pendengaran), rupa tanmatra (dari penglihatan), ganda tanmatra (dari penciuman), rasa tanmatra (dari lidah), dan sparsa tanmatra (dari kulit dan kelamin). Pelepasan Panca tanmatra ini dengan cara: nyekah.
  • Karmawasana tidak bisa dilepaskan, dibawa untuk dipertanggungjawabkan kepada Bhatara Yamadipati.
3. Mayat yang ditanam (mapendem ring pertiwi) atau mekingsan ring gni, belum bisa mantuk ke sunia, tetapi masih berada di ‘tegal penangsaran’
4. Perlu ditambahkan bahwa penjelasan ini berdasarkan kepercayaan dan keyakinan menurut Agama Hindu di Bali. Untuk mereka yang kepercayaan dan keyakinannya lain, tentu berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar