Kamis, 26 Januari 2012

caranya melakukan meditasi dengan lebih baik?

Tidur-kerja-makan-tidur lagi, begitulah setiap hari.

Hidup seperti apakah yang akan aku cari? Hidup yang bahagia.
Seperti apakah bahagia itu?
Apakah harus diraih dengan gelar-gelar akademis, jabatan, dan kekayaan?
Tidak perduli apakah anda kaya atau miskin, terpelajar atau tidak terpelajar, kebanyakan orang selalu menderita. Mengapa? Karena mereka berusaha mendapat kebahagiaan dengan memenuhi kebutuhan fisik saja.
Bila anda sudah terpojok, tidak ada salahnya melirik pengetahuan spiritual bangsa-bangsa Timur yang luhur.
Meditasi mengajak anda menikmati kebahagiaan yang sudah ada di dalam diri anda sendiri. Kebahagiaan itu disebut “ananda”. Anda bahagia karena punya uang, tapi dibayangi ketakutan dirampok orang. Jabatan anda tinggi, tapi tidak pernah bisa tidur tenang. Ananda adalah kebahagiaan sejati, yaitu kebahagiaan tanpa bayang-bayang ketakutan.
Beberapa cara meditasi melibatkan pengulangan suara tertentu secara internal, dan menganjurkan kepada para pelakunya agar tidak terlalu melakukan konsentrasi. Teknik seperti itu akan menyegarkan dan membuat orang relaks, namun untuk peningkatan rohani, konsentrasi tetaplah sangat perlu – yaitu usaha intensif untuk memfokuskan pikiran pada mantra.
Terdapat perbedaan jelas antara konsentrasi dan meditasi, meskipun keduanya dalam pelaksanaannya berhubungan. Pengertian konsentrasi ialah untuk memahami dan menguasai pikiran-perasaan sehingga ia tidak lagi menanggapi dengan kacau terhadap suatu peristiwa. Latihan-latihan konsentrasi adalah suatu pendidikan kembali mengenai tekniknya pikiran-rendah, sehingga ia menurut perintahnya sang
Pribadi, dan menghentikan sifatnya yang bergerak kian kemari dan tidak menentu. Atau dengan kata lain, konsentrasi adalah sebuah upaya keras (baca: dipaksa) untuk memusatkan pada sesuatu, hal ini dianggap bukanlah bagian/tahapan meditasi.
Sedangkan tujuan meditasi ialah melatih pikiran, dalam keadaan tenang, dan beristirahat/berhenti pada pokok yang dipilih, lebih baik pada hal yang mengandung arti yang dalam dan rohaniah, sehingga pokok-caranya dapat membukakan kesadaran yang sedang bermeditasi akan arti makna yang lebih luas dan dalam.
Dalam ajaran Budha terdapat sebuah tahapan meditasi, yaitu Dharana yang berarti pemusatan perhatian tanpa paksaan. Pemusatan perhatian tidaklah berarti anda kosong. Sebagaimana namanya pemusatan perhatian, perhatian anda tertunjukkan pada sesuatu. Tidak dianjurkan bagi anda untuk berada dalam keadaan kosong seratus persen karena ini mungkin dapat membiarkan masuknya
kekuatan dari luar yang dapat mengganggu. Meditasi tingkat tinggi biasanya mengajarkan untuk memusatkan perhatian ke cakra mahkota untuk menerima lebih banyak kekuatan spiritual, atau ke antara alis mata untuk membangkitkan mata spiritual,ataupun ke cakra jantung untuk memberikan lebih banyak kekuatan kepada roh. Jadi, tidaklah kosong sama sekali.
Ada dua macam meditasi apabila dilihat dari kondisi yang dialaminya, yaitu:

• Meditasi bentuk (form meditation)

Dalam meditasi bentuk, seseorang memperhatikan sebuah obyek, hingga pikiran menjadi tenang. Bentuk obyek bisa berupa napas, sensasi kembung kempis perut, suara (seperti: pelafalan doa, mantra), visualisasi tertentu, bahkan gerakan tubuh tertentu, atau apa aja, yang bisa mengkondisikan pikiran masuk pada tingkat bawah sadar. Dalam meditasi ini tingkat gelombang otak akan menurun dan menjadi gelombang alfa atau theta. Pada keadaan pikiran ini terjadi relaksasi dan pelepas stres, selain tentu juga untuk mengembangkan potensi spiritual yang dilanjutkan dalam meditasi tanpa bentuk.
Beberapa tradisi spiritual menggunakan inner yoga untuk mengaktifkan cakra-cakra tubuh sebelum akhirnya berlatih meditasi tanpa bentuk. Tidak semua tradisi memahaminya dari sudut pandang sistem cakra seperti ini. Yang jelas, ciri utama dari meditasi bentuk adalah penggunaan konsep sebagai bagian dari obyeknya, karena itu disebut meditasi bentuk.

• Meditasi tanpa bentuk (formless meditation)

Dalam meditasi bentuk, jika ketenangan terasa semakin mendalam, antara kesadaran (subyek) dan obyek terasa menyatu dan bukan menjadi dua hal yang terpisah. Secara alami, ketenangan akan membawa seseorang memasuki meditasi tanpa bentuk. Sering disebut sebagai deep meditation, namun keadaan ini masihlah kondisional.
Dalam kondisi pikiran yang tenang ini, seorang praktisi menggunakannya sebagai sarana untuk menembus obyek. Menembus disini adalah mengamatinya “apa adanya”. Dalam bahasa lain adalah membiarkan persepsi langsung tanpa jembatan konsep. Hal ini adalah sebuah cara memandang yang benar-benar “apa adanya”, ketika seseorang mengalami setiap momen sepenuhnya.
Dua macam meditasi ini keduanya saling terkait. Bisa dipahami sebagai tahapan praktik, walaupun sebenarnya dalam meditasi tidak ada pencapaian. Pembagian istilah meditasi bentuk dan tanpa bentuk hanyalah sarana bantuan untuk penjelasan saja. Kenyataannya dalam praktik meditasi, penamaan seperti ini bisa mengganggu dan menjebak meditator dalam upaya pencapaian.
Mula-mula seseorang mempraktikkan meditasi bentuk agar pikirannya lebih stabil dalam mengamati obyek. Jika dilihat dari sudut pandang hypnotherapy, yang diinginkan dalam meditasi bentuk adalah keadaan hypnosis. Ada pandangan keliru yang menyebutkan bahwa keadaan hypnosis adalah keadaan tidak sadar atau tidur.
Hypnosis itu sendiri adalah penurunan tingkat gelombang otak, dari gelombang beta menjadi alfa atau theta. “Hypnosis adalah sebuah kondisi sadar yang didominasi pikiran bawah sadar” (Michael Preston, M.D.). “Hypnosis adalah sebuah keadaan yang ‘mengecilkan fokus perhatian” (Milton H. Erickson)
Dalam keadaan yang tenang, seseorang akan lebih mudah melihat sifat asli dari keadaan. Kerelaan untuk menerima “apa adanya” akan membuatnya tidak banyak menampilkan bentuk-bentuk pemikiran. Dalam keadaan ini, pemahaman intuitif berkembang, pengetahuan yang tanpa konsep, atau ada keheningan yang tak terkatakan karena hasrat tidak lagi berkobar. Dalam tradisi Zen ada ungkapan “knowing without knower”. Atau juga “sitting quietly doing nothing”. Banyak istilah-istilah paradok dalam guru-guru spiritual yang mengacu pada keadaan bathin seperti ini.
Perlu untuk diketahui bahwa peralihan meditasi bentuk menjadi tanpa bentuk itu berlangsung secara alami. Pemaksaan untuk melihat “apa adanya” justru akan membuat konflik dalam pikiran. Pikiran yang tenang dan diiringi melepas harapan, maka meditasi tanpa bentuk hadir secara otomatis. Seorang meditator selalu berlatih untuk mempraktikkan meditasi bukan sebagai pencapaian.
Yang menjadi pertanyaan. Bukankah tahap meditasi bentuk maupun tanpa bentuk, keduanya adalah kondisi? Jika semua itu adalah kondisi, maka bebas dari keterkondisian adalah tidak mungkin.
Di sini saya akan menjelaskan maksud dari melepas keterkondisian.
Bebas dari keterkondisian bukanlah berarti tidak mengalami kondisi. Kondisi itu selalu ada dan kondisi itu berubah dari saat ke saat. Melepas keterkondisian adalah melepas hasrat kepastian akan kondisi tertentu. Kondisi akan berjalan dan berubah sesuai dengan cara kerja alaminya. Sementara pikiran yang penuh konflik enggan memahami cara kerja alam seperti ini. Melepas keterkondisian adalah melepas dorongan konflik, yang tidak lain, adalah hasrat diri, yang muncul karena kurangnya pemahaman hidup. Melepas keterkondisian, tidak lain, adalah kesediaan hidup dalam kondisi-kondisi yang berubah.
Kenyataannya, pikiran juga bersifat fluktuatif, dalam waktu tertentu masuk dalam meditasi bentuk, pada waktu yang lain menjadi meditasi tanpa bentuk. Praktik meditasi hendaknya jangan bertujuan untuk memberi penamaan apakah sedang meditasi bentuk atau tanpa bentuk. Jika seseorang secara berat sebelah memberikan bobot kepentingan pada meditasi tanpa bentuk atau bentuk, maka benih konflik sudah di tanam. Tujuan meditasi bukan mencapai keadaan tertentu, tapi melepas keterkondisian. Yang dihadapi sebenarnya adalah nafsu keinginan yang tidak bisa memaklumi keadaan. Untuk itulah, melepas hasrat kepentingan diri sejak awal, termasuk melepaskan keinginan untuk bahagia, akan membuat praktik meditasi terasa lebih mudah.
Kini meditasi banyak diminati oleh mereka yang telah penat dengan rutinitas hidupnya. Persoalannya adalah bagaimana caranya melakukan meditasi dengan lebih baik?
Ini merupakan pertanyaan penting yang telah dicoba dijawab dalam praktek.

Perkecil Gangguan

Pergi ke gunung agar bisa meditasi dengan tenang tidak akan membantu bila anda masih membawa hp, walkie talkie untuk ikut serta. Tempat memang penting, tetapi kesiapan anda untuk tidak terganggu itu lebih penting. Bila anda hendak meditasi, maka tutup hasrat untuk berhubungan dengan semua yang di luar diri anda, lalu tutup pintu, kemudian tutup mata anda, dan lupakan segala permasalahan yang ada.
Menutup hasrat berhubungan dengan dunia luar diri anda selama meditasi memberikan efek psikologi luar biasa, sehingga anda tidak melompat begitu ada bunyi telepon. Bagi anda yang telah berkeluarga, atur semua keperluan rumah anda seperlunya agar anda tenang melakukan meditasi.
Sebaiknya anda memiliki tempat khusus untuk meditasi. Pastikan tempat anda itu kebersihan dan sirkulasi udaranya bagus. Usahakan janganlah berpindah-pindah tempat. Tentu ini bukan berarti anda tidak boleh meditasi di tempat lain. Anda bisa meditasi di mana saja mana saja, namun medan energi meditasi akan segera terbentuk, bila anda sering bermeditasi ditempat yang sama, sehingga anda akan lebih mudah mencapai ketenangan ketika memasuki ruangan tersebut.

Tetapkan Waktu Meditasi Anda

Anda dapat meditasi setiap saat, namun saat sandhya (matahari terbit dan terbenam) merupakan waktu yang terbaik. Tetapkan waktu meditasi anda, lalu umumkan kepada teman dan keluarga agar tidak menggangu pada jam tersebut. Biasanya para praktisi meditasi selalu bermeditasi pada jam-jam tertentu, maka jika waktu tersebut tiba, secara otomatis mereka akan merasakan ingin melakukan meditasi.
Meditasi setidaknya dilakukan dua kali sehari, pagi dan petang. Meditasi pada pagi hari berguna untuk memberikan semangat memulai hari. Meditasi pada malam hari memberikan rileksasi dan mengurai benang kusut pikiran untuk menjadi sulaman yang indah. Dengan demikian anda dapat tidur dengan nyenyak dan tidak diganggu mimpi buruk.
Para pemula sering kali mengalami kesulitan mengatur waktu yang tepat untuk meditasi. Periksalah rutinitas anda sehari-hari, cari waktu yang paling cocok untuk anda. Bila anda telah menetapkan waktunya, maka tegakkan disiplin. Meskipun situasi darurat, tetaplah meditasi beberapa saat. Pada awalnya memang sulit, lama kelamaan menjadi kebiasaan seperti mandi, anda mampu melakukannya tanpa perlu banyak pertimbangan.

Jangan Kekenyangan dan Tidak Pula Kelaparan

Setelah makan, anda akan merasa malas dan mengantuk. Ini disebabkan tubuh sedang memusatkan energi pada proses pencernaan. Sebaiknya anda tidak bermeditasi, karena energi yang menuju ke otak tidak maksimal. Sebaliknya bermeditasi dengan perut kosong, juga tidak juga tidak mungkin meraih konsentrasi. Sebaiknya anda mengkonsumsi makanan ringan atau minum juice buah sebelum bermeditasi.

Gunakan Postur Yang Nyaman

Sebelum meditasi, ada baiknya anda melakukan pemanasan dan peregangan untuk mengendorkan otot dan melancarkan peredaran darah. Meditasi dapat dilakukan dengan berdiri, duduk, bahkan berbaring. Namun, pastikan tulang punggung anda tegak. Bukan tegak ala militer, tapi tegak maksimal menurut anda. Ini karena akan ada aliran energi di tulang belakang yang mengarah ke atas. Postur yang tidak tegak akan menghambat aliran energi, mengganggu napas dan membuat anda mudah mengantuk. Bila anda duduk meditasi, pastikan anda duduk dengan nyaman. Hindari tempat yang tidak rata. Anda bisa gunakan karpet atau bantal kecil sebagai alas untuk membantu kenyamanan duduk anda.

Disiplin Dalam Latihan

Tidak bisa konsentrasi!! Jangan putus asa, dan jangan merasa gagal dalam meditasi. Tidak ada istilah gagal, yang ada adalah masalah jam terbang.
Ingat! Bukan hanya anda yang mengalami perasaan gagal.
Semua orang, bahkan para guru-guru besar meditasi pun, awalnya juga mengalami berbagai kesulitan yang sama dengan anda.
Pikiran kacau, rasa gatal, rasa panas-dingin, bagi para pemula adalah hal yang biasa. Menanggulanginya, anda dapat membaca mantra. Mantra yang tebaik adalah menyebut nama Tuhan menurut kepercayaan anda. Ucapkan mantra anda berulang-ulang.

Menambah Wawasan Spiritual Anda

Carilah teman atau kelompok yang juga melakukan praktek meditasi. Anda juga bisa membaca buku-buku spiritual dari orang yang berkualitas tinggi. Waktu terbaik untuk membaca adalah setelah melakukan meditasi, karena saat itu pikiran menjadi jernih dan tenang. Pengalaman mereka melewati rintangan dalam meditasi akan banyak membantu anda untuk lebih mempersiapkan diri dalam perjalanan spiritual anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar